Para
pembaca masih ingatkah film Warkop yang sangat kocak, mungkin film
dari Warkop gak bisa yang nyamain sampai sekarang. Dimana film ini
sangat khas dengan karakter masing-masing yakni Dono, Kasino dan
Indro. Walaupun sekarang sudah menjadi kenangan dan 3 personil warkop
yang telah meninggal yakni Dono dan Kasino serta Indro yang masih
eksis di dunia TV sampai sekarang. Tentunya Para pembaca hanya tau
sekilas tentang Waerkop, nah disini saya akan memperkenalkan lebih
dalam tentang Warkop,
Nah....
silahkan anda waos sendiri
Dan
Untuk mengenang Film Warkopsaya menampilkan 10 Film Warkop terbaik.
WARKOP
PRAMBORS “TO” WARKOP DKI
Sedih dan menangis jika harus melihat kembali lawakan, lagu, film, tak menyangka takdir Allah berbicara lain, mereka harus terpisah hingga waktu yang sangat lama.
Yang
namanya persahabatan seperti jodoh juga, dan ternyata persahabatan
mereka hinga SEHIDUP SEMATI, salut buat mereka WARKOP DKI pnatas
sekali menjadi legenda indonesia
Warkop
atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio
DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (nama asli Nanu
Mulyono), Rudy Badil, Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino
Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro), Nanu, Rudy, Dono dan
Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan
Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta. Mereka pertama kali
meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang
merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming
Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30
hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di
kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Dalam
acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James
dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan
saebagai Mastowi (orang Tegal), Ubai (orang Ansori). Kasino yang asli
Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (orang Jawa), Acing/Acong
(orang Tionghoa), dan Buyung (orang Padang). Nanu yang asli Madiun
sering berperan sebagai Tulo (orang Batak). Dono sendiri hanya
berperan sebagai Mas Slamet (orang Jawa).
Ide
awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors,
Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot
mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk
Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi
acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy
Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.
Rudy
yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut
Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage
fright). Untuk hal itu, Rudy mengaku “Pernah sekali saya coba di
panggung TIM, saya menyadari bahwa saya tidak mampu. Setelah itu ya
nggak usah saja,”
Dono
pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena
masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut
berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila
hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat
anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih
pelajar SMA.
Pertama
kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMP
IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personil gemetar, alias
demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak
terlalu sukses. Namun peristiwa di tahun 1976 itulah pertama kali
Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp 20.000.
Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, namun akhirnya
habis untuk menraktir makan teman-teman mereka.
Berikutnya
mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh
personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali
lumayan.
Baru
pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors
baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak
Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop
tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar
Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka
mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat
orang, setiap personil mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).
Mereka
juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang
merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena
nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi
tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka
harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama
Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI,
untuk menghentikan praktek upeti itu.
Dari
semua personil Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau
ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang ‘ndeso’ itu.
Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI
tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara
pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga
lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di
dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino
tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.
Setelah
puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film
komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para
personil Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp
15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran
uang, karena hampir tiap tahun mereka membintangi satu film di dekade
1980-an. Malah beberapa tahun ada dua film Warkop sekaligus.
Kelebihan
Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran
intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah
mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar
betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok
mereka.
Ini
dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu
mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini
kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi
Gumelar alias Miing Bagito.
Saat
itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan
kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain
mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau
daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan
pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil
Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah
pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut
dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk
kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo
alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).
Dalam
era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun
lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap
dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia di
tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal di tahun 2001, Indro menjadi
satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal lebih
lama karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Jakarta. Diskografi
(kaset)
Kaset
01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada
Nanu
Kaset 02 Tenda Warung
Kaset 03 Mana Tahan
Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
Kaset 06 Pokoknya Betul – Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
Kaset 07 Semua Bisa Diatur – Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi’ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, dono dan kasino sebagai warga)
Kaset 09 Makin Tipis Makin Asik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)
Kaset 02 Tenda Warung
Kaset 03 Mana Tahan
Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
Kaset 06 Pokoknya Betul – Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
Kaset 07 Semua Bisa Diatur – Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi’ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, dono dan kasino sebagai warga)
Kaset 09 Makin Tipis Makin Asik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)
Kebanyakan
film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah
pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik oleh komponis Henry
Mancini tanpa izin atau mencantumkan namanya dalam film.
*
Mana Tahaaan… (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi
* Gengsi Doong (1980) bersama Camelia Malik
* Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi, Dorman Borisman, dan Dana Christina
* GeEr – Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa, dan Itje Trisnawati
* Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz dan Dorman Borisman
* IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Alicia Djohar
* Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara dan Alicia Djohar
* Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar, dan Pietrajaya Burnama
* Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan Chintami Atmanegara
* Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us
* Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us, dan Nourma Yunita
* Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, dan Aminah Cendrakasih
* Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Aminah Cendrakasihh, Wieke Widowati dan Us Us.
* Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Leily Sagita, Lia Warokka, Lina Budiarti, Kaharuddinsyah, dan Fanny Bauty.
* Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Chintami Atmanegara, Lelly Sagita, Wieke Widowati, dan Advent Bangun
* Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami, dan Wolly Sutinah
* Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
* Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
* Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina dan Timbul
* Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok
* Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman, Yurike Prastika, Ira Wibowo, dan Nia Zulkarnaen
* Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton
* Godain Kita Dong (1989) bersama Liza Patzy, Ida Kusumah dan Tarsan
* Sabar Dulu Doong…! (1989) bersama Anna Sherley dan Eva Arnaz
* Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
* Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
* Bisa Naik Bisa Turun (1991) bersama Kiki Fatmala dan Sally Marcellina
* Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fotunella, Hengky Solaiman
* Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella dan Sally Marcellina
* Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita dan Angel Ibrahim
* Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
* Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
* Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita, dan HIM Damsyik
* Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina dan Taffana Dewi
* Gengsi Doong (1980) bersama Camelia Malik
* Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi, Dorman Borisman, dan Dana Christina
* GeEr – Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa, dan Itje Trisnawati
* Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz dan Dorman Borisman
* IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Alicia Djohar
* Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara dan Alicia Djohar
* Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar, dan Pietrajaya Burnama
* Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan Chintami Atmanegara
* Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us
* Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us, dan Nourma Yunita
* Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, dan Aminah Cendrakasih
* Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Aminah Cendrakasihh, Wieke Widowati dan Us Us.
* Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Leily Sagita, Lia Warokka, Lina Budiarti, Kaharuddinsyah, dan Fanny Bauty.
* Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Chintami Atmanegara, Lelly Sagita, Wieke Widowati, dan Advent Bangun
* Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami, dan Wolly Sutinah
* Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
* Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
* Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina dan Timbul
* Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok
* Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman, Yurike Prastika, Ira Wibowo, dan Nia Zulkarnaen
* Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton
* Godain Kita Dong (1989) bersama Liza Patzy, Ida Kusumah dan Tarsan
* Sabar Dulu Doong…! (1989) bersama Anna Sherley dan Eva Arnaz
* Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
* Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
* Bisa Naik Bisa Turun (1991) bersama Kiki Fatmala dan Sally Marcellina
* Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fotunella, Hengky Solaiman
* Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella dan Sally Marcellina
* Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita dan Angel Ibrahim
* Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
* Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
* Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita, dan HIM Damsyik
* Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina dan Taffana Dewi
Kutipan
(Film)
Dono :
“Sanwani Betawi gemblung!!!” Kasino
: “Muke apa bemo mas?” Indro
: “Ngaku tinggal di Menteng…Mentengnya mana saya juga gk
tahu…Menteng Pulo kali situ kuburan.”
Kasino : “Der is a tikusto ander de tebelto?…Astagfirulloo…!!!” (There is a tikus under the table? Astagfirullah…)
Dono : “Plis luking-luking en abisin tuh duit! (Please have a look and spend you money)
Nanu : Muka kao mirip dengan sebuah kendaraan !! Dono : ” Memang banyak yang bilang.. Wajah saya mirip Dengan mercy Tiger “
Indro : “Kitakan kerja sosial. So-nya buat kita. sial-nya buat mereka berdua, Kasino sama Indro “
Kasino : “Der is a tikusto ander de tebelto?…Astagfirulloo…!!!” (There is a tikus under the table? Astagfirullah…)
Dono : “Plis luking-luking en abisin tuh duit! (Please have a look and spend you money)
Nanu : Muka kao mirip dengan sebuah kendaraan !! Dono : ” Memang banyak yang bilang.. Wajah saya mirip Dengan mercy Tiger “
Indro : “Kitakan kerja sosial. So-nya buat kita. sial-nya buat mereka berdua, Kasino sama Indro “
Acara
TV
Warkop
Millennium adalah sebuah sinetron di televisi yang menampilkan Warkop
bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh.
*
Indro Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh Karina
Suwandi
* Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina Umboh
* Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya dari Indro
* Kasino dan Roweina adalah tetangga dari Indro, Karina, dan Dono
* Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina Umboh
* Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya dari Indro
* Kasino dan Roweina adalah tetangga dari Indro, Karina, dan Dono
Mungkin
sudah lebih mengenal tentang dunia Wakop, nah sekarang Kita kenang 10
Film Warkop yang mungkin sudah tau ceritanya yang ditayangkan di TV.
10
Film Ternaik Warkop
10.Pokoknya
Beres (1983), Sutradara: Arizal
Us Us sebagai bapak kos membuat film yang seperti kliping adegan-adegan ini jadi lebih terasa “rumahan”. Dono, Kasino, Indro, plus Eva Arnaz dan Lidya Kandou yang nyaris selalu pakai short pant dan kaos ketat sepanjang film hampir seperti keluarga di sini. Warkop menggambarkan para perantau yang jadi pengangguran, dan disibukkan oleh salah paham kecil dan kesialan-kesialan kecil di antara para penghuni kos sendiri.
9.CHIPS-Cara Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial (1983), Sutradara: Iksan Lahardi.
Diilhami film seri CHIPS yang dibintangi Eric Estrada, Warkop jadi anggota polisi bermotor swasta pimpinan Oom Junet (Panji Anom) yang mata keranjang. Selalu sial dalam tugas, para anggota CHIPS ala Warkop ini juga jadi sindiran tentang budaya suap di kalangan aparat kepolisian waktu itu. Lihat saja adegan Kasino memeras si Oom dengan kata “Jangkrik, booos....!”
8. Manusia 6000000 Dollar (1981), Sutradara: Ali Shahab.
Saat mengejar copet, Dono ketabrak bemo, jadi manusia bionik. Diilhami sukses film seri TV The Six Million Dollar Man tentang Steve Austin (Lee Mayors). Dono harus menyelamatkan Eva Arnaz, dan melawan si gigi besi Jack John –ini karakter yang diilhami salah satu musuh James Bond dalam Moonraker. Adegan tak terlupakan: Kasino berburu copet, malah digebuki di pasar disangka copet.
7. Sama Juga Bohong (1986), Sutradara: Chaerul Umam.
Skenario ditulis N. Riantiarno. Sutradara dan penulis skenario yang biasa dengan film “nyeni” membuat film ini sangat unik dibanding film-film Warkop lainnya. Dono dibantu Kasino-Indro membuat robot untuk pertunjukan amal. Barangkali, ini salah satu dari sedikit sekali film Indonesia yang menampilkan karakter robot. Film ini juga paling tak mengeksploitasi keseksian perempuan.
6. Maju Kena Mundur Kena (1983), Sutradara: Arizal.
Film Warkop paling laris. Kasino jadi bos bengkel, dan Dono-Indro jadi bawahannya. Kasino melarang anak buahnya naksir perempuan, tapi dia sendiri terobsesi pada Marina (Eva Arnaz). Kemudian Marina satu kos dengan mereka, tapi yang beruntung malah Dono yang diakui suami Marina untuk menghindari dari perkimpoian paksa oleh kakek-neneknya. Film diakhiri dengan Dono menyamar jadi pemain sepak bola wanita.
5. Setan Kredit (1982), Sutradara: Iksan Lahardi.
Dono Kasino Indro jadi tim pembantu orang-orang yang kesulitan, termasuk mencari dan mencoba menyelamatkan seorang anak yang diculik. Sepertiga terakhir film ini menjadi komedi-horor, dengan trik-trik kamera yang lumayan. Gaya mereka menghadapi pocongkkkkkkk mirip dengan film-film vampir Hongkong yang populer pada 1990-an. 4. Mana Tahan (1979), Sutradara: Nawi Ismail.
Film paling “lurus” dari Warkop, juga adalah film pertama mereka. Citra “anak kos” dalam film ini tetap lekat pada mereka sampai film terakhir mereka pada 1994. Citra yang menggambarkan mereka sebagai sekawanan pemuda kurang kerjaan dan terobsesi pada perempuan. Masih dengan “Warkop keempat” yang asli: Nano. 3. Pintar-Pintar Bodoh (1980), Sutradara: Arizal.
Secara subjektif, inilah film Warkop terlucu menurut saya. Kritik sosialnya suwir-suwir saja, tapi premis ceritanya sudah lucu: detektif culun saling bersaing, dan semua kena nasib konyol. Momen paling ikonik: Dono memarodikan gaya John Travolta di Saturday Night Live, dan Kasino menyanyi “lagu kode”. Dibantu oleh Dorman Borisman, sebagai “Warkop keempat”. 2. Dongkrak Antik (1982), Sutradara: Arizal.
Kali ini, “Warkop keempat” adalah Mat Solar, yang budek dan suka nyabut bulu hidung. Mereka jadi pegawai hotel yang serbasalah. Dono pelupa, Kasino pemarah, Indro gagap. Di ujung film, mereka tampil sebagai band “Wah Gede Banget!”, yang memelesetkan lagu-lagu Beatles dan Rolling Stone jadi lagu-lagu-lagu daerah.
1. Gengsi Dong (1980), Sutradara: Nawi Ismail.
Dono sebagai Slamet, Kasino sebagai Sanwani, Indro sebagai Paijo. Mereka mahasiswa di kota Jakarta yang bersaing soal cewek dan gengsi. Slamet yang paling kampungan, sebetulnya paling kaya. Sedang Sanwani yang suka berganti-ganti mobil ternyata anak pemilik bengkel, dan mobil-mobil Sanwani adalah mobil-mobil para pelanggan. Sindiran sosial yang menghibur, tentang rapuhnya kebanggaan kelas sosial. Di film inilah pula, Dono mulai terkenal dengan panggilan ”bemo”.
Us Us sebagai bapak kos membuat film yang seperti kliping adegan-adegan ini jadi lebih terasa “rumahan”. Dono, Kasino, Indro, plus Eva Arnaz dan Lidya Kandou yang nyaris selalu pakai short pant dan kaos ketat sepanjang film hampir seperti keluarga di sini. Warkop menggambarkan para perantau yang jadi pengangguran, dan disibukkan oleh salah paham kecil dan kesialan-kesialan kecil di antara para penghuni kos sendiri.
9.CHIPS-Cara Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial (1983), Sutradara: Iksan Lahardi.
Diilhami film seri CHIPS yang dibintangi Eric Estrada, Warkop jadi anggota polisi bermotor swasta pimpinan Oom Junet (Panji Anom) yang mata keranjang. Selalu sial dalam tugas, para anggota CHIPS ala Warkop ini juga jadi sindiran tentang budaya suap di kalangan aparat kepolisian waktu itu. Lihat saja adegan Kasino memeras si Oom dengan kata “Jangkrik, booos....!”
8. Manusia 6000000 Dollar (1981), Sutradara: Ali Shahab.
Saat mengejar copet, Dono ketabrak bemo, jadi manusia bionik. Diilhami sukses film seri TV The Six Million Dollar Man tentang Steve Austin (Lee Mayors). Dono harus menyelamatkan Eva Arnaz, dan melawan si gigi besi Jack John –ini karakter yang diilhami salah satu musuh James Bond dalam Moonraker. Adegan tak terlupakan: Kasino berburu copet, malah digebuki di pasar disangka copet.
7. Sama Juga Bohong (1986), Sutradara: Chaerul Umam.
Skenario ditulis N. Riantiarno. Sutradara dan penulis skenario yang biasa dengan film “nyeni” membuat film ini sangat unik dibanding film-film Warkop lainnya. Dono dibantu Kasino-Indro membuat robot untuk pertunjukan amal. Barangkali, ini salah satu dari sedikit sekali film Indonesia yang menampilkan karakter robot. Film ini juga paling tak mengeksploitasi keseksian perempuan.
6. Maju Kena Mundur Kena (1983), Sutradara: Arizal.
Film Warkop paling laris. Kasino jadi bos bengkel, dan Dono-Indro jadi bawahannya. Kasino melarang anak buahnya naksir perempuan, tapi dia sendiri terobsesi pada Marina (Eva Arnaz). Kemudian Marina satu kos dengan mereka, tapi yang beruntung malah Dono yang diakui suami Marina untuk menghindari dari perkimpoian paksa oleh kakek-neneknya. Film diakhiri dengan Dono menyamar jadi pemain sepak bola wanita.
5. Setan Kredit (1982), Sutradara: Iksan Lahardi.
Dono Kasino Indro jadi tim pembantu orang-orang yang kesulitan, termasuk mencari dan mencoba menyelamatkan seorang anak yang diculik. Sepertiga terakhir film ini menjadi komedi-horor, dengan trik-trik kamera yang lumayan. Gaya mereka menghadapi pocongkkkkkkk mirip dengan film-film vampir Hongkong yang populer pada 1990-an. 4. Mana Tahan (1979), Sutradara: Nawi Ismail.
Film paling “lurus” dari Warkop, juga adalah film pertama mereka. Citra “anak kos” dalam film ini tetap lekat pada mereka sampai film terakhir mereka pada 1994. Citra yang menggambarkan mereka sebagai sekawanan pemuda kurang kerjaan dan terobsesi pada perempuan. Masih dengan “Warkop keempat” yang asli: Nano. 3. Pintar-Pintar Bodoh (1980), Sutradara: Arizal.
Secara subjektif, inilah film Warkop terlucu menurut saya. Kritik sosialnya suwir-suwir saja, tapi premis ceritanya sudah lucu: detektif culun saling bersaing, dan semua kena nasib konyol. Momen paling ikonik: Dono memarodikan gaya John Travolta di Saturday Night Live, dan Kasino menyanyi “lagu kode”. Dibantu oleh Dorman Borisman, sebagai “Warkop keempat”. 2. Dongkrak Antik (1982), Sutradara: Arizal.
Kali ini, “Warkop keempat” adalah Mat Solar, yang budek dan suka nyabut bulu hidung. Mereka jadi pegawai hotel yang serbasalah. Dono pelupa, Kasino pemarah, Indro gagap. Di ujung film, mereka tampil sebagai band “Wah Gede Banget!”, yang memelesetkan lagu-lagu Beatles dan Rolling Stone jadi lagu-lagu-lagu daerah.
1. Gengsi Dong (1980), Sutradara: Nawi Ismail.
Dono sebagai Slamet, Kasino sebagai Sanwani, Indro sebagai Paijo. Mereka mahasiswa di kota Jakarta yang bersaing soal cewek dan gengsi. Slamet yang paling kampungan, sebetulnya paling kaya. Sedang Sanwani yang suka berganti-ganti mobil ternyata anak pemilik bengkel, dan mobil-mobil Sanwani adalah mobil-mobil para pelanggan. Sindiran sosial yang menghibur, tentang rapuhnya kebanggaan kelas sosial. Di film inilah pula, Dono mulai terkenal dengan panggilan ”bemo”.
Catatan
dari Inmas :
Sebuah
karya istimewa tidak hanya dilihat dari luarnya saja, namun dengan
kita membuka lebih dalam karya itu maka baru akan menadari bahwa
Karya yang Istimewa yang bisa memberikan sebuah inspirasi positif
bagi penikmat karya itu sendiri. Seperti film Warkop yang sangat
inspiratif tentunya disebut salah satu Karya istimewa bagi anak
bangsa.
24 Februari 2018 pukul 17.43
Informasi dan Referensi seputar Warkop DKI hanya di:
Website Resmi Warkop DKI - www.warkopdki.org